RSS

I Love You Gunung











Anik Plur



Salam REBOISASI...!!!

Mendaki gunung atau sering orang menyebutnya hiking adalah salah satu bentuk olahraga, hanya saja dilakukan di tengah alam terbuka yang liar bahkan cenderung ekstrim. Kegiatan yang dilakukan di tempat yang merupakan habitat manusia ini menambah kengerian dari olah raga yang memang cukup berbahaya. Dan yang menjadikan kegiatan ini menjadi divisi yang wajib ada dalam sebuah organisasi pecinta alam adalah peminat kegiatan ini adalah yang paling banyak dari sekian divisi yang ada seperti panjat tebing, susur gua dan arum jeram.

Tempat pelaksanaan dari kegiatan ini yang berada di alam bebas membuat kegiatan ini menjadi kegiatan yang memiliki resiko yang cukup tinggi. Bagaimanapun, gunung dengan rimba liarnya, tebing terjal, udara dingin, kencangnya angin yang membuat tulang ngilu, malam yang gelap dan kabut yang perkat bukanlah habitat manusia modern. Hal inilah uang membuat kegiatan ini memiliki tingkat bahaya yang tinggi, tidak tanggung-tanggung kematian adalah resiko yang memang ada dalam setiap pendakian gunung.

Unsur yang paling dominan dalam kegiatan mendaki gunung adalah petualangan. Menurut sebuah web petualangan di artikan sebagai satu bentuk pikiran yang mulai dengan perasaan tidak pasti mengenai hasil perjalanan dan selalu berakhir dengan perasaan puas karena suksesnya perjalanan. Perasaan yang muncul saat petualangana dalah rasa takut menghadapi behaya secara fisik atau psikologis. Tanpa adanya rasa takut maka tidak ada petualangan karena tidak ada tantangan. Penaklukan akan rasa takut adalah alasan mendasar dari ini semua. Karena semua inilah kebanyakan orang beralasan untuk mendaki gunung.

Ketika kita bicara tentang alasan para pendaki gunung ini atas apa yang mereka lakukan maka akan kita temui banyak sekali alasan yang memang sangat tergantung dari masing-masing individu. Mereka para sensation seeker (pemburu sensasi) berargumen bahwa motif dari apa yang mereka lakukan adalah untuk mendapat sesuatu yang didapatkakan dari sensasi atau pengalaman itu sendiri.Pengalaman-pengalaman yang menyenangkan maupun yang kurang menyenangkan tersebut membentuk self-esteem (kebanggaan/kepercayaan diri). Sejalan dengan orang-orang sensation seeker ini, mereka orang-orang yang berjiwa petualang akan memberikan argumen tentang alasan mereka kenapa naik gunung adalah ingin menaklukan rasa takut, karena bagi mereka rasa takut adalah musuh yang memang harus dikalahkan, karena rasa takut yang membuat kita tidak berani bertindak, dan ketikberanian kita untuk betindaklah yang membuat kita mendapatkan predikat sebagai seorang pengecut.

Dan alasan yang terakhir yang mungkin diutarakan oleh mereka yang para pelaku mountenering adalah argumen mereka orang-orang yang sangat berjiwa pecinta alam, mereka adalah orang-orang yang sangat mematuhi norma-norma kepecintaalaman seperti TRIKOTIPA (Tiga Kode Etik Pecinta Alam) yang kurang lebih isinya; tidak boleh meninggalkan apapun kecuali jejak, tidak boleh mengambil apapun kecuali gambar, dan tidak boleh memburu apapun kecuali waktu. -Tapi bukan berarti mereka yang tidak termasuk dalam kelompok ini tidak pernah mematuhi norma-norma pecinta alam, karena memang nilai-nilai yang terkandung dalam norma-norma ini adalah keadaan ideal yang harus dipenuhi oleh siapa saja yang masuk ke alam bebas-.

Menikmati keindahan alam yang disajikan oleh gunung adalah alasan utama dari pendakian gunung yang mereka lakukan. Mereka berpendapat bahwa pemandangan yang kita dapatkan ketika kita naik gunung adalah pemandangan yang benar-benar eksotik yang tak akan pernah kita temukan di perkotaan. Lebih jauh lagi sebagian mereka yang memang orang-orang dengan latar belakang agama yang bisa dibilang cukup menyatakan bahwa ketika kita menikmati pemandangan alam, esensinya kita sedang mengagumi karya yang diciptakan oleh Sang Maha Agung, dan pada akhirnya rasa kagum inilah yang membuat kita semakin bersyukur atas apa yang Tuhan berikan pada kita.

Alasan yang diutarakan di atas adalah alasan secara umum kenapa orang mendaki gunung. Namun kita akan mendapatkan jawaban yang agak berbeda ketika kita bertanya pada beberapa tokoh yang terkenal dalam bidang pendakian gunung ini. Soe Hok Gie seorang aktifis mahasiswa tahun 40an berargumen tentang alasanya kenapa naik gunung “Naisonalisme tidak tumbuh dari slogan atau indotrinasi. Cinta tanah air hanya tumbuh dari melihat langsung alam dan masyarakatnya. Untuk itulah kami naik gunung”. Hal ini diutarakanya ketika dia ditanya oleh mahasiswa senat fakultas sastra UI. Dan “Because it’s there” adalah jawaban singkat dari pendaki gunung legendaris asal Inggis, sir George Leigh Mellory.
Pelaksanaan pendakian gunung biasanya dilakukan secara kelompok, kendati demikian ada juga yang melakukanya secara individu, namun pendakian secara individu akan menjadi kegiatan yang sangat berbahaya untuk dilakukan. Jumlah personil yang ideal dalam setiap kelompok adalah 7 sampai 10 orang, dengan sedikitnya satu dari personil tahu medan dari gunung yang akan didaki. Sedangakan jumlah personil minimal yang disarankan adalah tiga orang, hal ini dengan alasan apabila satu di antara tiga personil tadi terjadi yang tidak di inginkan maka satu diantara personil yang sehat menemani korban dan yang lain mencari bantuan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar